Langsung ke konten utama

Public Relation : Hubungan Isu dan Krisis

 Hallo Blogger,

Kembali lagi bersama saya, kali ini kita akan membahas Public Relation Isu dan Krisis Handling.
Mari kita bahas bersama-sama ya. selamat membaca.

A.    PENGERTIAN ISU

Istilah “manajemen isu” dipopulerkan oleh W. Howard Chase pada bulan April 1976. Masuknya manajemen isu menjadi kajian public relations tidak terlepas dari peran Chase, yang sepanjang tahun 1950-an dan 1960-an dalam perannya sebagai praktisi public relations dari America Can Company, tertarik pada meningkatnya pengaruh faktor eksternal terhadap perusahaan. Definisi dan Konteks Manajemen Isu Untuk merespon tekanan eksternal, pihak manajemen seringkali meminta advis dari Chase dan praktisi public relations lainnya

Bersama koleganya Barry Jones, Chase kemudian mengembangkan istilah “manajemen isu” dengan mendefinisikannya sebagai instrumen yang dapat digunakan perusahaan untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengelola isu yang muncul dan respon terhadap isu sebelum terjadi. Pengalaman menunjukkan permintaan nasehat seringkali terlambat setelah munculnya artikel di media massa yang menyerang reputasi perusahaan; setelah ada tuntutan hukum; setelah konsumen melaksanakan boykot terhadap produk dan kelompok demonstran menghadang pintu pagar perusahaan. Patut dicermati pernyataan Chase (1986) berikut

Ketika dihadapkan pada aktivitas sekarang ini, dunia usaha cenderung bereaksi terhadap gejala-gejala yang terbuka, daripada mengidentifikasi dan menganalisis sebab-sebab fundamental dari tren atau perubahan yang menuju pada isu kritis. Sehingga tidaklah mengejutkan ketika isu kritis mencapai titik pembuatan keputusan kebijakan publik, dunia usaha mendapatkan dirinya menjadi tergugat dalam pengadilan opini publik.

Dalam perkembangannya, isu-isu yang berdampak bagi perusahaan menjadi semakin beragam. Seiring dengan expansi perusahaan pada tataran global, pentingnya memperhatikan identitas kultural, terbentuknya blok perdagangan seperti Uni Eropa dan kecenderungan terhadap deregulasi yang mewujud pada perdagangan bebas serta meningkanya nasionalisme, semua ini menjadi isu eksternal yang juga mempengaruhi aktivitas perusahaan dan mempengaruhi pandangan publik internal yang juga bisa mempengaruhi aktivitas perusahaan.

JENIS - JENIS ISU

Isu pada prinsipnya dapat dimunculkan dalam bentuk kalimat tanya– sebagai sebuah permasalahan retoris. Webster’s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language mendefinisikan isu sebagai sebuah poin pertanyaan atau masalah dalam pertikaian, seperti kelompok-kelompok yang berkonflik dalam bidang hukum. Misalnya, kasus kecelakaan pesawat Adam Air pada awal tahun 2007 yang diikuti dengan berbagai peristiwa batal terbang, gagal terbang dan harus kembalinya pesawat ke bandara keberangkatan, memunculkan isu keselamatan penerbangan. Bagaimana pihak manajemen industri penerbangan yang menerapkan kebijakan low cost carrier industries dalam memperhatikan isu keselamatan penerbangan? Bagaimana perubahan kebijakan Departemen Perhubungan yang melarang industri penerbangan menempuh jalur penerbangan singkat dari yang telah ditetapkan berdampak pada aktivitas perusahaan yang pada akhirnya berimbas pada publik perusahaan? Bagaimana industri penerbangan mengimplementasikan standar prosedur keselamatan? Inti pertanyaanpertanyaan ini adalah contoh bagaimana isu bisa muncul karena faktor lingkungan. Satu contoh diatas tidak bisa menjelaskan jenis-jenis isu dengan detail, namun menunjukkan betapa isu bisa sangat beragam dan tergantung dari perusahaan bergerak dalam bidang apa dan perusahaan ini berada dalam lingkungan dinamis yang bagaimana.

Isu pada intinya bisa berupa masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai. Crabble dan Vibert (1986:63) menyatakan bahwa isu dapat dikategrorikan ke dalam empat jenis: fakta, definisi atau kategori, nilai dan kebijakan. Berikut pengertian tiap-tiap jenis isu:

1.     Isu fakta, merupakan isu yang tidak perlu dipertentangkan, misal isu bahwa perusahaan menghadapi kekurangan bahan mentah.

2.     Isu definisi atau kategori, ketika melihat kamus seseorang dapat membaca bahwa sesuatu dapat didefinisikan dalam beragam kategori. Perusahaan bisa saja dihadapkan pada isu definisi atau kategori seperti “price-gouging”. Isu ini bisa jadi memiliki lebih dari satu definisi: apa yang dimaksud dengan price-gouging (masuk ke dalam kategori apa), dan apakah aktivitas perusahaan masuk ke dalam kategori ini? Jenis isu ini bisa jadi lebih baik didiskusikan dalam ruang dewan, dalam diskusi media dan terkadang dalam pengadilan.

3.     Isu nilai, meliputi penilaian apakah sesuatu itu baik atau buruk, etis atau tidak etis, benar atau salah, dan sebagainya. Misalnya, apakah benar bagi Perusahaan Nestle untuk memasarkan dan menjual susu bubuk formula di negara-negara berkembang? 4. Isu kebijakan, meliputi pertikaian atas tindakan yang harus diambil pada situasi tertentu. Keputusan untuk membangun pembangkit nuklir bisa melibatkan kelompok lingkungan, komunitas lokal dan publik lainnya dalam mendebat atau mempertahankan keputusan.

Sementara itu, dari penelitian yang dilakukan oleh Regester dan Larkin pada tahun 1995, menunjukkan pihak manajemen perusahaan lebih memberikan perhatian pada isu-isu berikut (2000:29):

 

1.     Hukum

2.     Ekonomi

3.     Industri

4.     Sosial

5.     Politik

6.     Kebijakan

7.     Teknologi Baru

8.     Keamanan Lingkungan

A.    DEFINISI KRISIS DAN JENIS-JENISNYA

Krisis adalah sebuah kondisi atau situasi yang ditandai oleh perubahan tiba-tiba dan serius dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, atau lingkungan yang dapat mengancam stabilitas, kesejahteraan, atau kelangsungan hidup individu, kelompok, atau bahkan masyarakat secara keseluruhan. Krisis sering kali dianggap sebagai suatu periode yang penuh ketidakpastian, ketegangan, dan potensi kerusakan yang besar. Sementara berikut beberapa definisi krisis menurut beberapa tokoh terkenal :

Menurut Ian Mitroff seorang pakar manajemen dan teoritisi krisis dalam Bukunya “Crisis Management:A Diagnotic Guide for Improving Your Organization’s Crisis-Preparedness”, menggambarkan krisis organisasi sebagai “situasi yang memuncak dan berpotensi mengancam keberlangsungan organisasi.” Menurutnya, krisis organisasi dapat muncul dari berbagai sumber, termasuk masalah manajemen, perubahan lingkungan, atau konflik internal

Menurut W. Timothy Coombs seorang ahli komunikasi yang mengembangkan Teori Komunikasi Krisis dalam bukunya “Ongoing Crisis Communication:Planning, Managing, and Responding”. Menurut Coombs, krisis organisasi adalah “situasi yang memerlukan manajemen khusus dan segera karena dapat mengancam keberlangsungan organisasi dan menimbulkan dampak negatif pada berbagai pemangku kepentingan

 

JENIS - JENIS KRISIS

 

1.     Krisis Komunikasi

Krisis Komunikasi terjadi ketika organisasi mengalami masalah dalam mengelola informasi dan berkomunikasi dengan pemangku kepentingan mereka selama situasi krisis. Krisis ini dapat merusak reputasi organisasi

2.     Krisis Manajemen Sumber Daya Manusia

Krisis dalam manajemen sumber daya manusia dapat muncul sebagai akibat dari konflik karyawan, tindakan diskriminatif, pemogokan, atau masalah lain yang berkaitan dengan aspek SDM

3.     Krisis Keuangan

Krisis keuangan organisasi dapat melibatkan masalah seperti kebangkrutan, penggelapan dana, atau penipuan keuangan yang mengancam finansial perusahaan

4.     Krisis Lingkungan

Krisis lingkungan melibatkan situasi yang dapat merusak lingungan alam atau melanggar regulasi lingkungan. Ini dapat terjadi jika organisasi tidak mematuhi standart lingkungan yang ditetapkan

5.     Krisis Reputasi

Krisis reputasi terjadi ketika citra dan reputasi organisasi mengalami penurunan drastis akibat tindakan atau insiden negatif. Hal ini dapat mengancam hubungan dengan pelanggan, investor, dan pemangku kepentingan lainnya

 

B.    KESIMPULAN HUBUNGAN ISU DENGAN KRISIS

Jadi bisa disimpulkan, isu yang berkembang jika tidak dikelola dengan baik akan memicu terjadinya krisis atau dampak yang lebih besar. Maka dari itu setiap organisasi perlu mempelajari manajemen isu dan krisis.

Kecepatan dan responsivitas adalah faktor kunci dalam  manajemen Isu dan Krisis komunikasi yang menggambarkan kemampuan      organisasi untuk merespons situasi krisis dengan cepat dan efektif. Kecepatan mencakup respons yang cepat terhadap perkembangan situasi, termasuk pengambilan tindakan mendesak dan komunikasi yang cepat. Responsivitas, sementara itu, menekankan kesiapan organisasi untuk merespons perubahan dalam situasi krisis dan memberikan informasi yang relevan serta menjawab pertanyaan pemangku kepentingan. Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat, kecepatan dan responsivitas adalah kunci untuk menjaga reputasi organisasi dan memastikan bahwa informasi penting tersampaikan dengan tepat  waktu.

Menurut Coombs, W. T. (2007). Kecepatan dan responsivitas sangat penting dalam manajemen komunikasi krisis karena situasi  krisis sering kali berkembang dengan cepat dan dapat mempengaruhi reputasi, keamanan, dan hubungan dengan pemangku kepentingan. Respons yang lambat atau tidak responsif dapat memperburuk dampak krisis dan merusak reputasi organisasi. Kecepatan dalam merespons krisis membantu mengurangi ketidakpastian dan memberikan kepercayaan kepada pemangku kepentingan bahwa organisasi mengatasi situasi dengan serius. Dengan merespons krisis secara cepat dan responsif, organisasi dapat meminimalkan kerugian dan memulihkan reputasi lebih efektif

Dosen Pengampu : Serepina Tiur Maida, S.Sos., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI


    
                                            DAFTAR PUSTAKA

 

Chase, W. Howard. ‘Public Issues Management: the New Science’. Public Relations Journal. Vol. 33. October 1977.

Crable, R.E. and Steven L. Vibbert. 1986. Public Relations as Communication Management. Edina, MN: Bellwether Press a division of Burgess International Group, Inc.

Coombs, W. T. (2007). Protecting Organization Reputations During a Crisis: The Development and Application of Situational Crisis Communication Theory. Corporate Reputation Review, 10(3), 163-176.

Coombs, W. T. (2015). Ongoing Crisis Communication: Planning, Managing, and Responding. (Edisi ke-4). Sage Publications.

Irwanti, M. 2023. Manajemen Krisis Komunikasi. Bandung

Mitroff, I. (2005). Crisis Management: A Diagnostic Guide for Improving Your Organization's Crisis-Preparedness. (Edisi ke- 1). Amacom.

Prayudi. 2016. Manajemen Isu & Krisis. Yogyakarta.

Regester, Michael & Judy Larkin. 2000. Risk Issues and Crisis Management. New Delhi: Crest Publishing House.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Public Speaking dalam Bisnis : Mapping, Speaking, dan Clossing.

Hallo Blogger,  Teknik Public Speaking merupakan hal yang sangat penting untuk kita miliki, baik dalam bermasyarakat maupun dalam berorganisasi. berbicara didepan audience lebih dari satu orang memiliki teknik dan trik yang harus kita pelajari. terutama apabila tujuan public speaking kita untuk mengajak atau menawarkan suatu produk ke calon konsumen. ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, di antaranya : 1. Observasi Audience Audience bersifat heterogen, maka dari itu kita perlu mengenali karakteristik audience atau calon konsumen kita satu persatu  2. Grouping Audience Seteleh kita mengenali karakteristik audience satu persatu, langkah selanjutnya yang kita lakukan adalah melakukan grouping audience berdasarkan beberapa indikator yang kita tentukan. sebagai contoh : Pendidikan Usia Hobby Tempat tinggal (lingkungan) Dan seterusnya 3. Mapping Strategi Setelah kita melakukan Observasi dan grouping audience, barulah kita lanjut ke step berikutnya yaitu mapping strategi. deng...

Public Speaking : Simulasi Opening Acara

Hallo Blogger, Kembali lagi bersama saya, kali ini saya akan menyampaikan kesan - kesan dalam proses pembelajaran simulasi public speaking bersama  Dosen Pengampu :  Serepina Tiur Maida, S.So s., M.Pd., M.I.Kom., C.AC., C.PS., C.STMI Diantara materi simulasi public speaking Opening, Materi dan Closing. saya memilih untuk mensimulasikan opening MC suatu acara. saya menyadari banyak yang harus saya pelajari dan perbaiki kembali dalam skill public speaking. terutama untuk mengatasi atau mengurangi grogi saat tampil. dan berikut beberapa tips dan trick untuk mengatasi grogi saat public speaking : Persiapkan Diri Pastikan kita sudah memahami materi yang akan disampaikan, dan berlatihlah terus menerus. kita bisa berlatih di depan cermin atau keluarga terdekat. Pahami Audiens Kenali target audiens anda, termasuk bahasa yang mereka biasa gunakan sehari-hari. jangan sampai bahasa yang anda gunakan dalam menyampaikan materi tidak dipahami oleh audiens. sehingga pesan yang ingin anda sam...

Public Relation : Langkah - Langkah Penanganan Krisis Internal dan Eksternal

  Hallo Blogger, Kembali lagi bersama saya, kali ini kita akan membahas Public Relation : Penanganan Krisis Internal dan Eksternal. Mari kita bahas bersama-sama ya,selamat membaca.                                                                                                                  DEFINISI KRISIS DAN JENISNYA Krisis adalah sebuah kondisi atau situasi yang ditandai oleh perubahan tiba-tiba dan serius dalam berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, atau lingkungan yang dapat mengancam stabilitas, kesejahteraan, atau kelangsungan hidup individu, kelompok, atau bahkan masyarakat secara keseluruha...